Pemikiran-pemikiran tentang
pendidikan sejak dulu, kini, dan masa yang akan datang terus berkembang.
Hasil-hasil dari pemikiran itu disebut aliran atau gerakan baru dalam
pendidikan. Aliran atau gerakan tersebut mempengaruhi pendidikan diseluruh
dunia, termasuk juga di Indonesia.
A. Aliran Klasik dan Gerakan Baru
dalam Pendidikan
Aliran-aliran
klasik terdiri atas aliran empiris, nativisme, naturalisme, dan konvergensi.
Aliran ini menghubungkan pemikiran dimasa lalu, sekarang, dan mungkin di masa
yang akan datang. Aliran ini memicu munculnya berbagai argumen-argumen tentang
pendidikan, mulai dari yang pesimis hingga yang paling optimis. Selain itu,
muncul pula beragam gerakan baru dalam pendidikan yang pengaruhnya masih terasa
sampai sekarang. Yaitu gerakan pengajaran alam sekitar, pengajaran pusat
perhatian, sekolah kerja, dan pengajaran proyek. Kemunculan gerakan baru
tersebut memunculkan beragam pro dan
kontra dalam masyarakat.
1. Aliran-Aliran
Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Pemikiran Pendidikan di
Indonesia
a.
Aliran
Empirisme
Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan
stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia, dan tidak mementingkan bakat
anak yang dibawa dari lahir. Aliran ini menekankan bahwa pengalaman empiric
yang diperoleh dari lingkungan akan berpengaruh besar dalam menentukan
perkembangan anak. Namun, banyak yang tidak sepaham dengan aliran ini karena
berdasarkan fakta di lapangan ada anak yang berhasil karena berbakat, meskipun
lingkungan sekitarnya tidak mendukung.
b.
Aliran
Nativisme
Aliran nativisme bertolak dari Leibnitzian Tradition yang menekankan
kemampuan dalam diri anak, sehingga factor lingkungan termasuk factor
pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil perkembangan
tersebut sudah ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak lahir.
Seorang filsuf dari aliran ini, G. Leibnitz menyatakan bahwa dalam diri manusia
terdapat suatu inti pribadi yang mendorong manusia untuk menentukan pilihan
sendiri. Pernyataan inilah yang merupakan pokok acuan dari aliran nativisme.
Namun sebenarnya, factor hereditas dan lingkungan merupakan dua hal yang
penting dalam perkembangan anak.
c.
Aliran
Naturalisme
Pandangan ini dipelopori oleh
seorang filsuf Prancis J.J. Rousseau, dia berpendapat bahwa semua anak yang
baru dilahirkan mempunyai pembawaan buruk. Inti dari aliran ini adalah pendidik
wajib membiarkan pertumbuhan anak pada alam.
d.
Aliran
Konvergensi
Aliran ini menyatakan bahwa dalam
proses perkembangan anak, baik factor pembawaan maupun factor lingkungan
sama-sama mempunyai factor yang sangat penting.
e.
Pengaruh
Aliran Klasik terhadap Pemikiran dan Praktek Pendidikan di Indonesia
Aliran klasik di Indonesia tidak
sepenuhnya ditolak, tetapi penerimaan itu dilakukan dengan pendekatan efektif
fungsional yang diterima sesuai dengan kebutuhan, namun ditempatkan dalam latar
pandangan yang konvergensi.
2. Gerakan
Baru Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan di Indonesia
a.
Pengajaran
Alam Sekitar
Pengajaran alam sekita merupakan
gerakan pendidikan yang mendekatkan anak pada alam sekitarnya. Prinsip dari
pengajaran alam sekitar adalah:
·
Dengan
pengajaran alam sekitar itu guru dapat meragakan secara langsung.
·
Memberikan
kesempatan sebanyak-banyaknya agar anak aktif atau giat.
·
Memungkingkan
memberikan pengajaran totalitas.
·
Dapat
memberikan anak bahan apersepsi intelektual yang kukuh.
·
Pengajaran
alam sekitar memberikan apersepsi emosional.
b.
Pengajaran
Pusat Perhatian
Pengajaran ini merupakan gerakan
yang telah mendorong berbagai upaya agar dalam kegiatan belajar mengajar diadakan
berbagai variasi sehingga perhatian siswa tetap terpusat pada bahan ajaran.
c.
Sekolah
Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat
dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan yang mementingkan
pendidikan keterampilan dalam pendidikan. Gerakan ini juga meluas sampai ke
Indonesia, yang dikenal dengan istilah sekolah kejuruan.
d.
Pengajaran
Proyek
Dalam pengajaran proyek, anak bebas
menentukan pilihannya (terhadap pekerjaan), merancang, serta memimpinnya. Proyek
yang ditentukan oleh anak mendorongnya untuk mencari jalan keluar bila ia
menemui kesulitan.
e.
Pengaruh
Gerakan Baru dalam Pendidikan Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan di Indonesia
Gerakan baru dalam pendidikan juga
memberikan pengaruh yang besar dalam pendidikan di Indonesia. Misalnya, adanya
muatan local dalam kurikulum, berkembangnya sekolah kejuruan, dan pemupukan
semangat kerja sama multidisiplin dalam menghadapi masalah.
B.
Dua Aliran Pokok Pendidikan di Indonesia
Dua
aliran pokok pendidikan di Indonesia yang dimaksud adalah Perguruan Kebangsaan
Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran ini dipandang
sebagai suatu tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia.
1. Perguruan
Kebangsaan Taman Siswa
Perguruan Kebangsaan Taman siswa
didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1932 di Yogyakarta.
a. Asas
dan Tujuan Taman Siswa
Taman Siswa memiliki tujuh asas
perjuangan yang dikenal dengan “Asas
1922”, antara lain:
v
Setia
orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan mengingat terbitnya
persatuan dalam perikehidupan umum.
v
Pengajaran
harus member pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahri dan batin dapat
memerdekakan diri.
v
Pengajaran
harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
v
Pengajaran
harus tersebar luas sampai menjangkau seluruh masyarakat.
v
Mengejar
kemerdekaan hidup hendaknya diusahakan dengan kekuatan sendiri dan menolak
bantuan apapun dan dari siapapun yang mengikat.
v
Sebagai
konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai sendiri
segala usaha yang dilakukan.
v
Mendidik
anak-anak perlu adanya keikhlasan lahir dan batin dengan mengorbankan segala
kepentingan pribadi demi kebahagiaan anak-anak.
Dalam
perkembangannya, Taman Siswa melengkapi “Asas 1922” dengan “Dasar-Dasar 1947” yang
disebut pula “Panca Dharma”. Asas-asas tersebut antara lain : asas kemerdekaan,
asas kodrat alam, asas kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas kemanusiaan.
Adapun tujuan Perguruan Kebangsaan Taman
Siswa antara lain:
1.
Sebagai
badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai.
2.
Membangun
anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir batin, luhur akal budinya, serta
sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung
jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya.
b. Upaya-Upaya
Pendidikan yang Dilakukan Taman Siswa
1.)
Menyelenggarakan
tugas pendidikan dalam bentuk perguruan dari tingkat dasar hingga tingkat
tinggi.
2.)
Mengikuti
dan mempelajari perkembangan dunia di luar Taman Siswa yang ada hubungannya
dengan bidang kegiatan Taman Siswa.
3.)
Menumbuhkan
lingkungan hidup keluarga Taman Siswa, sehingga dapat tampak benar wujud
masyarakat Taman Siswa yang dicita-citakan.
c.
Hasil-Hasil yang Dicapai
Taman Siswa telah mencapai berbagai
hal seperti : gagasan/pemikiran tentang pendidikan nasional, lembaga-lembaga
pendidikan dari Taman Indria sampai dengan Sarjana Wiyata, dan sejumlah besar
alumni perguruan banyak yang menjadi tokoh nasional, seperti Ki Hajar
Dewantara, Ki Mangunsarkoro, dan Ki Suratman.
2. Ruang
Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1962 di Kayu Tanam.
a. Asas
dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
1.)
Berpikir
logis dan rasional.
2.)
Keaktifan
atau kegiatan.
3.)
Pendidikan
masyarakat.
4.)
Memperhatikan
pembawaan anak.
5.)
Menentang
intelektualisme.
Namun,
seiring perkembangan zaman, asas tersebut berkembang menjadi dasar-dasar
pendidikan.
Tujuan
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam adalah :
v
Mendidik
rakyat kea rah kemerdekaan.
v
Member
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
v
Mendidik
para pemuda agar berguna untuk masyarakat.
v
Menanamkan
kepercayaan terhadap diri sendiri dan
berani bertanggung jawab.
v
Mengusahakan
mandiri dalam pembiayaan.
b. Usaha-Usaha
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Usaha-usaha
yang dilakukan Mohammad Sjafei dan kawan-kawan antara lain: memantapkan dan
menyebarluaskan gagasan-gagasannya tentang pendidikan nasional, pengembangan
Ruang Pendidik INS, upaya pemberantasan buta huruf, penerbitan majalah
anak-anak, dan lain-lain.
c. Hasil-Hasil
yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
INS Kayu Tanam telah mengupayakan
gagasan tentang pendidikan nasional, beberapa ruang pendidikan,dan sejumlah
alumni. Salah satu Alumni pun telah
berhasil menerbitkan salah satu tulisan Moh. Sjafei yakni Dasar-Dasar pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar